Sabtu, 30 Juni 2012

Harapan Pelajar SMA salimbatu



Salimbatu:__ merupakan desa yang memiliki daftar penduduk yang cukup banyak dikabupaten bulungan.
tetapi alangkah perihnya kehidupan masyarakat didesa salimbatu, mereka disana hidup dengan serba kekurangan, contohnya saja, dalam segi pendidikan, disana hanya ada gedung bangunan  SD dan SMP sedangkan SMA masih menumpang dengan gedung SMP, walaupun SMA salimbatu masih berstatus Swasta belum negeri. 
dalam perbincangan saya dengan seorang pelajar SMA salimbatu bernama Eko, saat saya bertanya:"anda sebagai pelajar SMA salimbatu apakah sudah merasa senang karena didesa salimbatu sudah ada SMA?
Eko menjawab:"iyah, saya cukup senang, tapi alangkah lengkapnya kebahagian saya dan kawan-kawan saya jika gedung SMA salimbatu dibangun secepat mungkin, sebab saat ini kami masih sekolah dengan menumpang digedung SMPN1 tanjung palas tengah. dan kami harus masuk siang pulang sore, mas tahu sendirikan kalau masuk sore itu keadaan badan merasa ngantuk, jadi kami sedikit kurang konsen dalam menerima pelajaran dari guru, lalu  masuk siang juga kami merasakan seperti suasana kayak anak kuliah. pokoknya kami berharap gedung SMA salimbatu dapat dibangun secepatnya agar kami bisa bersekolah dengan masuk pagi seperti anak sekolah lainnya."

dalam hal gedung SMA salimbatu untuk Lokasi pembangunan gedung SMA salimbatu, sudah tersedia tinggal menunggu keputusan pemerintah dinas pendidikan dan pekerjaan umum, untuk membangun gedung SMA salimbatu secepat mungkin yang telah direncanakan tahun 2011 lalu.
tapi ditahun 2012 ini, penantian selama 1 tahun belum juga mendapatkan kabar tentang masa depan gedung SMA salimbatu yang saat ini belum juga dibangun. kemanakah janji pemerintah,?
disimpan dimana harapan anak-anak atau pelajar salimbatu yang diberikan ke pemerintah? 
apakah semuanya hanya angin yang memberikan kesejukan sekejap saja terus berlalu hilang entah kemana...!

bukalah mata kalian (pemerintah), lihatlah pelajar-pelajar didesa salimbatu yang menunggu akan tempat sekolah yang baru dan nyaman serta guru pengajar yang lebih berkualitas. dengan adanya perangkat pendidikan yang lengkap, insya allah di desa salimbatu akan memberikan SDM yang berkualitas dan bisa menjadi banggaan untuk kabupaten bulungan.
 

T/s


Jumat, 22 Juni 2012

sunat kampung


sunat kampung, salah satu budaya suku tidung didesa salimbatu, sunat ini, cukup sederhana,
hanya menggunakan penjepit dari rotan atau kayu tagas (ulin) untuk menjepit bagian yang akan dipotong.
sunat kampung ini memiliki rasa sakit yang tidak begitu sakit sebab sebelum acara sunat dilaksanakan, sipasien harus merendamkan dirinya terlebih dahulu di air agak dingin, biar kadar darah yang ada diurat bisa sedikit kaku agar ketika disunat rasa sakit yg diakibatkan oleh urat darah dikelamin pria tersebut tidak begitu sakit, selain alternatif berendam, sunat kampung ini juga diberi do'a-do'a dari leluhur yang bisa memberikan kesembuhan bagi bagian disunat agar bisa cepat sembuh dan kering dibagian yg dipotong.
konon sunat kampung ini melarang bagi pasien untuk keluar rumah sebelum sembuh, sebab ini bertujuan agar sipasien tidak menginjak kotoran ayam yang berakibat pembengkakan dibagian yg dipotong, ini merupakan larangan dalam suku tidung dari leluhur dahulunya, hal ini biasa disebut dengan kata kudung.
sunat kampung ini dilakukan oleh seorang imam atau tokoh budaya suku tidung yang mengerti akan cara sunat kampung.

t/s

Kamis, 21 Juni 2012

masag indong/naik ayun dan gunting rambut




Acara naik ayun (masag indong) dan gunting rambut, merupakan salah satu kebudayaan suku tidung bagi sibayi untuk memulai kehidupannya untuk lebih dewasa,
naik ayun merupakan tradisi dimana sibayi dinaikkan diatas ayun sebanyak 13kali dengan bergantian orang (orang yang sudah tua/bersuami) atau orang tua yang memiliki garis kebudayaan leluhur sesuai adat suku tidung, ini yang bermaksud agar sibayi dilindungi disegala kehidupannya dan dimurahkan rejekinya.
gunting rambut, merupakan tradisi dimana sibayi dipotong rambutnya sedikit (sebagai syarat), dengan diiringi  selawat nabi dan musik dari hadrah yang dipukul oleh 5 s/d 6 orang, dan sibayi akan dipotong rambutnya dengan mengelilingi wilayah orang terpilih untuk memotong rambutnya seperti tokoh agama, penjabat (kalau ada), keluarga (kakek atau uyang/buyut), dan tokoh masyarakat lainnya. gunting rambut ini bermaksud agar sibayi boleh memotong rambutnya ditempat lain tanpa menunggu gondrong (sebagai syarat) atau ini merupakan salah syarat kebiasaan dalam suku tidung, dan selain itu dengan acara potong rambut ini si bayi akan mendapatkan doa dari yang memotong agar sibayi kelak memiliki kecerdasan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.
acara seperti ini biasanya lebih dikenal dengan sebutan tasmiyah (secara islami), tapi dalam budaya suku tidung disebut masag indong dan gunting rambut.

t/s

Minggu, 17 Juni 2012

masjid jabal Nur dipesisir sungai desa salimbatu dahulunya merupakan bekas kerajaan tidung dari sultan datu adil





Masjid Jabal Nur, merupakan masjid tertua di desa salimbatu, yang kini telah direnovasi menjadi taman kanak-kanak TK Al Qur'an. masjid Jabal Nur sekarang dibangun disamping bangunan masjid jabal nur yang lama diatas.
menurut penuturan salah satu tokoh agama di desa salimbatu menyebutkan bahwa masjid jabal nur yang dibangun telah lama itu, merupakan masjid tertua didaerah bulungan, yang mana masjid ini dulunya merupakan letak berdirinya kerajaan tidung dari sultan datu adil yang pindah dari kota tarakan.
konon dibawah masjid jabal nur itu terletak tugul/tiang bangunan kerajaan datu adil yang dibenamkan didalam tanah masjid tersebut, dan itu menjadi aset/warisan kebudayaan suku tidung di desa salimbatu saat ini buat masyarakatnya, tapi jumlah tugul yang dibenamkan didalam tanah tersebut belum diketahui.
tapi menurut pemangku adat tidung salimbatu bapak syahdan mengatakan ada satu tugul dibenamkan dibawah bekas masjid tertua tersebut.
banyak kalangan budayawan daerah sekitar ingin membuktikannnya apakah benar tugul bekas kerajaan tidung dari kota tarakan itu masih ada dibawah bangunan bekas masjid tersebut, sebab tugul tersebut telah lama dibenamkan, pasti telah lenyap dimakan rayap atau musnah dimakan massa tapi jika itu masih ada maka tugul itu bakal menjadi tolak ukur kemajuan desa salimbatu atas kebenaran keberadaan kerajaan tidung dan akan dijadikan monumen sejarah terpenting atas perjalanan sultan datu adil dan merupakan aset kebudayaan tersendiri didaerah kabupaten bulungan.

(t/s)

Senin, 11 Juni 2012

fenomena batu di hulu desa salimbatu

salimbatu berasal data kata SELOM dan BATU.
di sebutkan kata SELOM karena jaman dahulu masyarakat salimbatu memiliki kebiasaan dalam menangkap atau mencari kekayaan laut seperti ikan, tiram, dan lain-lainnya, mereka tidak menggunakan alat seperti jala, dan pukat (alat jerat ikan) karena jaman dulu belum ada, mereka lebih suka menyelam kedalam laut atau sungai untuk menangkap buruan mereka dengan bermodalan tombak yang terbuat dari kayu runcing dari kayu bengkawan,  itulah kenapa masyarakat salimbatu semuanya handal atau telaten dalam selam kedasar air laut atau sungai, selain menyelam untuk menangkap ikan, masyarakat salimbatu juga menggunakan kebiasaan mereka itu untuk menyelam batu untuk digunakan sebagai batu panson (batu obat).

kata BATU, salimbatu dahulunya didesa salimbatu tepatnya di daerah keramat, ada batu hidup atau batu yang gak bisa hancur, entah apa penyebabnya tapi inilah fenomena alam, sehingga batu itu sekarang masih ada didasar sungai di hulu salimbatu (keramat).

ini merupakan versi asal usul salimbatu dari penuturan orang salimbatu terdahulu.
yang diceritakan ke anak cucunya.
walau sedikit berbeda dengan versi asal usul nama salimbatu dari waliallah,
tapi tetaplah bahwa nama salimbatu tidak terlepas dari FENOMENA BATU dihulu salimbatu.

makam Syekh Maulana Al-Magribi atau nama aslinya: Syaid Abdudurachman Al-Idrus





Wali Allah yang dimakamkan di Desa Salimbatu atau yang dikenal makam Syekh Maulana Al-Magribi, bernama asli Syaid Abdudurachman Al-Idrus berasal dari Sulu Filipina Selatan, dan berjasa besar dalam menyebarkan Islam pertama kali di Bulungan.

almarhum Syech Syaid Abdudurachman Al-Idrus lebih dikenal dengan sebutan Al-Magribi tatkala beliau wafat. Konon saat prosesi pemakaman dilaksanakan, matahari seakan enggan masuk keperaduannya, karena menghormati kesolehan almarhum yang sepanjang hidupnya hanya dipergunakan untuk beribadah dan berbuat kebaikan kepada sesama.

Namun setelah warga yang ikut memakamkan pulang kerumah waktu sudah menunjukan pukul 08.00 Wita malam. Maka mulai semenjak itulah warga mengeramatkan makam Syech Syaid Abdudurachman Al-Magribi.

Untuk menyebarkan Islam ke Bulungan, Syech Syaid Abdudurachman Al-Idrus ditemani dua murid setianya yaitu Syech Al-Juhri dan Sultan Iskandar salah satu Sultan yang berkuasa di salah satu kerajaan di Sulu Filipina Selatan yang rela meninggalkan harta, keluarga dan kekuasaan yang dimilikinya hanya semata-mata kecintaan yang tinggi kepada Allah SWT.

Setelah Syech Syaid Abdududrachman Al-Idrus wafat, kedua muridnya tetap melaksanakan dakwah untuk mengajak umat islam mengikuti jejak keduanya untuk menegakkan agama Islam. Hingga akhir hayatnya Syech Al-Juhri dan Sultan Iskandar tetap bermukim di Desa Salimbatu diman makam keduanya berdampingan dengan makam sang guru yaitu Syech Syaid Abdudurachman Al-Idrus.

selain itu kedatangan beliau ini pula yang menjadi sumber cerita awal mula nama desa SALIMBATU itu berasal.

makam beliau terletak dihulu desa salimbatu tepatnya di pinggiran sungai dimana awal mula tempat kedatangan beliau dan tempat terjadinya fenomena alam, dimana dulunya makam beliau itu lah tempat batu yang bergetar disaat beliau pertama kali datang di desa salimbatu, dimana batu itu bergetar disaat beliau memberi salam, "assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh", dan salam itu tidak ada yang menyahut/merespon, tiba-tiba batu tempat beliau beristirahat bergetar seakan-akan menjawab salam sapaan beliau, karena masyarakat didesa salimbatu sebelumnya belum menganut agama islam,sehingga mereka gak ada yang mengerti sapaan salam dari beliau. mereka hanya terdiam dan terheran akan kedatangan beliau.

 (c/t)

Minggu, 10 Juni 2012

jembatan PnPm yang mempunyai banyak manfaat

jembatan khusus para petani ini, dibangun oleh PnPm daerah, dengan tunjuan membantu para petani menjangkau wilayah tempat mereka bertani, sebab medan yang mereka tempuh cukup sulit karena sebelumnya, jalanannya sangat becek dan keadaan tanah sedikit berawa, sehingga terkadang para petani lebih memilih jalur sungai (perahu) untuk menjangkau tempat mereka bertani.
dengan melihat keluhan dari para petani tersebut PnPm desa salimbatu, membuat program pembangunan jembatan dengan lebar 2meter panjang lebih 100meter itu dibangun dgn anggaran kurang lebih Rp.100.000.000,dengan bahan kayu ulin.
sekarang jembatan itu menjadi panorama tersendiri bagi masyarakat salimbatu, bukan hanya digunakan oleh para petani, tapi digunakan juga oleh para ibu, bapak,dan anak" (sekeluarga) untuk berlibur melihat keindahan persawahan, atau bisa juga melihat jenis-jenis hewan disekitar persawahan tersebut.
banyak kalangan muda mudi memanfaat kan lokasi itu untuk berpose foto, bersama kawan dan pasangan mereka, karena posisi panorama jembatan tersebut sungguhh asri dan indah.
kata masyarakat sekitar, jembatan tersebut lebih tepatnya seperti taman wisata, atau bisa dikatakan seperti itu sebab tempatnya indah dan nyaman plus sejuk. selain itu, kita bisa melihat jenis-jenis kayu disekitar wilayah tersebut, jenis-jenis burung, binatang kayu seperti tokek, dll, hanya saja dilokasi tersebut belum disediakan kursi, sebab memang kegunaan awalnya bukan taman wisata tapi untuk para petani menempuh persawahan mereka yang terletak disungai segimbal atau hilirnya salimbatu.